Laporan IPCC: Suhu Bumi Yang Terpanas Sepanjang Sejarah Akibat Perubahan Iklim
“Ini adalah pernyataan yang memuat fakta, kita tidak bisa lebih yakin lagi; tidak bisa dipungkiri dan diperdebatkan, manusia telah membuat bumi memanas.” Dikutip dari laman BBC.
Bencana Akibat Perubahan Iklim Baru-Baru Ini
1. Banjir bandang di Jerman dan Belgia
Pada Juli 2021, terjadi bencana banjir bandang di Jerman dan Belgia yang menghanyutkan banyak mobil dan rumah. Bahkan telah menewaskan 209 korban jiwa dan lebih dari 1000 orang belum ditemukan.
2. Banjir di China
Pada Juli 2021, terjadi juga bencana banjir di provinsi Henan dan menelan korban jiwa sebanyak 300 orang. Sedangkan pada bulan Agustus lalu, 80.000 orang dievakuasi dikarenakan banjir juga di provinsi Sichuan.
3. Kekeringan di California
Saat ini, California sedang dilanda kekeringan yang parah akibat dampak dari perubahan iklim. Sejak tahun 1942, bencana kekeringan ini merupakan kondisi terparah bagi California.
4. Gelombang Panas di Kanada
Suhu tinggi yang tidak normal telah dicatat di sebagian besar Amerika Utara dalam beberapa hari terakhir. Rekor suhu panas di Kanada dipecahkan selama tiga hari beruntun. Di sebuah daerah, gelombang panas tercatat hampir menembus 50 derajat Celcius. Yang terkini adalah pada Selasa (29/06), ketika temperatur mencapai 49,6 derajat Celcius di Lytton, Provinsi British Columbia. (dikutip dari laman detiknews)
5. Kebakaran hutan di Siberia dan Yunani
Kebakaran hutan kali ini juga disebut sebagai yang paling parah di dunia jika dibandingkan dengan kebakaran hutan lainnya. Untuk pertama kali dalam sejarah manusia, asap kebakaran hutan besar-besaran yang terjadi di wilayah Siberia, Rusia, kini telah mencapai kutub utara geografis. (dikutip dari laman kumparanSains)
6. Es laut sebesar Florida mencair di Arktik
Peristiwa gelombang panas terjadi di Greendland. Lapisan es yang menutupi wilayah Arktik telah mencair. Menurut para ilmuan, volume pencairan es tersebut mampu menutupi negara bagian Florida di AS dalam dua inci air.
Semua bencana diatas merupakan dampak dari pemanasan rata-rata 1,1C di atas tingkat praindustri. Menurut laporan IPCC, dampak ini belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dampak dari pemanasan rata-rata diatas 1,5C. (dikutip dari laman Media Indonesia dan WRI Indonesia)
Apa Itu Pemanasan Rata-Rata 1,5C?
Pemanasan rata-rata 1,5C adalah batas suhu yang ditetapkan para ilmuan untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim. Jika dunia tidak mengambil tindakan yang tegas, maka kemungkinan suhu global akan melampau batas antara tahun 2021-2040 (diperkirakan awal tahun 2030-an)
Apa itu IPCC?
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) adalah badan PBB yang berfungsi untuk menganalisis ilmu pengetahuan mengenai perubahan iklim. IPCC atau panel antarpemerintah tentang perubahan iklim ini didirikan pada tahun 1988.
Tahun ini IPCC menerbitkan laporan ke-6 nya yang akan dibagi menjadi empat volume. Laporan Kelompok Kerja 1 berada pada volume pertama yang berisi tentang kode merah untuk umat manusia.
Fakta-Fakta di Laporan IPCC
- Konsentrasi CO2 tertinggi sepanjang 2 juta tahun belakang.
- Kenaikan permukaan laut tercepat sepanjang 3000 tahun belakang.
- Lima tahun terakhir adalah suhu terpanas dalam sejarah sejak tahun 1850.
- Sejak tahun 1950-an, peristiwa pemanasan ekstrem di bumi “hampir pasti” telah sering terjadi dan semakin intens, sementara peristiwa pendinginan semakin jarang terjadi.
- Batas kenaikan suhu ditingkat 1.5C belum menjamin keamanan semua manusia, tetapi resiko yang dihadapi dengan suhu 1.5C jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan ditingkat 2C.
- Bumi akan mengalami kenaikan suhu 1,5 derajat celcius bahkan lebih dalam dua dekade yang akan datang. Setiap tingkatan kenaikan suhu menghasilkan dampak yang lebih berbahaya dan memakan biaya.
- Untuk membatasi kenaikan suhu 1.5C diperlukan perubahan besar secepatnya. Kita membutuhkan transisi rendah karbon dalam skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Emisi Nol-Bersih harus dicapai pada tahun 2050.
- Manusia memberikan pengaruh yang signifikan (90%) terhadap kejadian mencairnya gletser sejak tahun 1990-an secara global dan penurunan jumlah es di Laut Arktik.
- Baru-baru ini permukaan laut naik 3x lipat dibandingkan dengan tahun 1901-1971.
- Peristiwa kekeringan dan kebakaran di banyak wilayah seperti Afrika Selatan, Mediterania, Amazon, Amerika Serikat bagian barat , dan Australia akan sering terjadi jika tidak melakukan perubahan secara global (wri-indonesia.org)
Apa yang perlu dilakukan Indonesia dalam menyikapi dampak perubahan iklim?
Wilayah Asia sangat rentan terhadap perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut di Asia diprediksi lebih cepat dibanding wilayah lain. Khususnya diwilayah Asia Tenggara telah diprediksi akan mengalami kekeringan, gelombang panas, dan intensitas curah hujan akan bertambah 7% untuk setiap derajat pemanasan global (dikutip dari laman green.ui.ac.id)
Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti perubahan pola curah hujan, kekeringan, kenaikan air laut, kenaikan suhu, dan banjir. Hal itu disebabkan oleh populasi yang padat di wilayah rentan dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya alam.
Inilah beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Indonesia guna mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim:
- Stop penggunaan batubara dan beralih ke energi bersih terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan sebagainya.
- Cegah deforestasi dan lindungi hutan alam yang tersisa.
- Cegah Karhutla dan jangan buka gambut.
- Restorasi dan rehabilitasi ekosistem alam seperti hutan, mangrove, dan gambut.
- Adaptasi, terutama untuk kelompok rentan.
- Tidak merusak ekosistem laut dan perairan.
- Meningkatkan investasi energi terbarukan
- Mencapai Emisi Nol-Bersih pada tahun 2050.
#EcoBloggerSquad
Baca Juga : 9 Cara Anak Muda Untuk Mencegah Dampak Perubahan Iklim
- news.detik.com
- kumparan.com
- green.ui.ac.id
Lawareaders adalah nama panggilan untuk pembaca situs Kamelawar.