Apa yang Dimaksud dengan Perubahan Iklim?
Pernah kepanasan di tengah hujan deras? Atau kedinginan saat seharusnya lagi musim kemarau? Itu baru sebagian kecil dari 'drama' perubahan iklim yang lagi kita alami. Bumi kita ini kayak lagi demam, naik turun suhunya nggak karuan.
Es di kutub meleleh kayak es krim di bawah terik matahari, permukaan laut naik pelan-pelan kayak adonan kue yang mengembang. Nggak cuma itu, faktor perubahan iklim ini juga bikin cuaca jadi nggak bisa ditebak. Banjir bandang, kekeringan parah, badai topan ganas – semua itu jadi makin sering kejadian, kayak Bumi lagi ngamuk-ngamuk nggak jelas.
Nah, semua kekacauan ini adalah contoh perubahan iklim yang nyata banget. Kalo kita nggak segera ambil tindakan, bisa-bisa Bumi makin 'panas' dan kehidupan kita semua jadi taruhannya. Mau tau lebih banyak tentang krisis ini? Yuk, simak terus blog ini!
Pengertian Perubahan Iklim
Sebelumnya, kita harus tahu kalo kumpulan lapisan dari seluruh gas yang menyelimuti Bumi disebut atmosfer. Nah, kita juga harus tahu perbedaan cuaca, musim, dan iklim.
Perbedaan antara cuaca, musim, dan iklim adalah pada rentang periodenya. Cuaca adalah kondisi sehari-hari yang terjadi di atmosfer, cuaca bisa berubah dalam hitungan menit ataupun harian, contoh cuaca itu seperti mendung, cerah, dingin, panas, hujan lebat, badai salju dan sebagainya.
Musim adalah kondisi atmosfer dalam rentang waktu yang relatif lama seperti beberapa bulan, misalnya saja musim kemarau dan musim hujan yang ada di Indonesia. Sedangkan Iklim adalah kondisi atmosfer dalam waktu yang relatif lebih lama daripada musim, seperti beberapa dekade atau abad, misalnya iklim tropis, iklim subtropis, dan sebagainya.
Cerah bisa berubah menjadi mendung, kemarau bisa berubah menjadi musim hujan, begitu juga dengan iklim. Secara singkat, perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca ataupun musim dalam jangka panjang. Perubahan cuaca aja kadang bikin perasaan jadi ga enak, apalagi jika yang berubah iklim.
Masih belum paham?
Bayangkan Bumi bagaikan rumah raksasa dengan berbagai ruangan yang memiliki suhu dan cuaca berbeda-beda. Di ruang tamu, udaranya hangat dan cerah, seperti di negara tropis. Di ruang belakang, udaranya dingin dan bersalju, seperti di kutub.
Namun, beberapa tahun terakhir, temperatur di rumah kita ini mulai berubah. Ruangan tamu terasa semakin dingin dan ruang belakang, saljunya mencair dan esnya menyusut, seperti es krim yang dibiarkan di luar ruangan.
Perubahan temperatur dan cuaca ini lah yang disebut dengan perubahan iklim. Fenomena ini bukan sekadar panas atau dingin yang sesaat, tapi perubahan jangka panjang yang memengaruhi pola cuaca di seluruh Bumi.
Apa sih penyebab terjadinya perubahan iklim?
Penyebab utama perubahan iklim adalah emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O). Gas-gas ini bagaikan selimut tebal yang menyelimuti Bumi, memerangkap panas matahari dan menyebabkan temperatur Bumi meningkat.
Aktivitas manusia seperti membakar bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam) untuk menghasilkan energi, menebangi hutan, dan bertani secara intensif adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.
Banyak ilmuwan yang menyebutkan bahwa yang terjadi hingga saat ini itu kondisi yang memasuki krisis iklim. Dimana kondisi Bumi ini sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia, baik perilaku individu, ekonomi, sosial, maupun model produksi dan konsumsi.
Tangkapan layar saat acara |
Pada tahun 2017, pemanasan global akibat ulah manusia telah mencapai 1°C dan akan terus meningkat sekitar 2°C setiap 10 tahun. Menurut ilmuwan dari berbagai negara, ambang batas suhu Bumi yang tidak boleh dilewatin yaitu 1,5°C.
Apa dampak yang makhluk hidup rasakan jika suhu mencapai 1,5°C ?
Makhluk hidup memiliki peluang yang kecil untuk melakukan adaptasi dan akan terjadi pemusnahan ekosistem penting yang tidak bisa dihindari. Dampaknya akan semakin buruk pada negara tropis dan Negara sub tropis di belahan Bumi selatan.
Ekosistem laut juga tidak dapat lagi dipulihkan jika telah mencapai titik kritisnya. Naiknya suhu laut akan menghilangkan 70-90 persen terumbu karang. Keselamatan berbagai kehidupan di dalam laut dan penduduk yang tinggal di pesisir juga akan terancam.
Pada suhu 1,5°C, keberlangsungan pangan manusia juga akan terancam karena terjadinya kegagalan panen. Kelangkaan air juga akan semakin sering terjadi dan penyakit-penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan mudah menyebar terutama di daerah perkotaan.
Tangkapan layar saat acara |
Bencana hidrometereologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh cuaca. Dari gambar di atas, 6 dari 10 bencana tersebut adalah bencana hidrometereologi akibat perubahan iklim. Berbicara tentang bencana, secara tidak langsung kita berbicara tentang kerusakan banyak hal dalam skala besar yang tidak kita inginkan.
Perubahan iklim dapat menyebabkan es di kutub berkurang. Ketika esnya mencair dengan skala besar, kita tidak pernah tahu jika disana terdapat virus-virus yang tidak diketahui lalu menyebar. Ya maksudnya, kita jaga-jaga aja dan berusaha untuk melakukan upaya semaksimal mungkin agar mengurangi peluang terjadinya perubahan iklim.
Bagaimana upaya kita untuk mengatasi perubahan iklim yang dapat membahayakan kehidupan ini?
Tanah yang berada di bawah lahan hutan menyimpan banyak sekali karbon. Seluruh tanah yang ada di Bumi saat ini diperkirakan menyimpan lebih dari satu triliun ton karbon. Dibandingkan dengan jumlah karbon yang ada di atmosfer, tanah memiliki jumlah karbon dua kali lebih banyak.
Hutan akan menyerap dan menyimpan karbon dioksida yang berasal dari atmosfer. Begitu juga sebaliknya, ketika terjadi kegiatan penggundulan hutan, gas karbon dioksida akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Bayangkan saja begitu banyaknya karbon yang disimpan akan terlepas dan menyebabkan perubahan yang besar pada cuaca dan sistem iklim. Oleh karena itu, menjaga hutan tetap lestari dapat memperlambat efek perubahan iklim.
Komitmen kepada dunia internasional melalui Paris Agreement 2015 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 atau 41% dengan dukungan internasional (Nationally Determined Contribution/NDC). Dari 29% itu, sektor yang paling besar kontribusinya dari kehutanan 17,2%.
Salah satu jenis makhluk hidup yang ada di hutan yaitu pohon. Seperti yang kita ketahui bahwa pohon dapat menghasilkan oksigen. Secara tidak langsuung hutan turut berperan membantu manusia untuk bernapas sampai sekarang. Hutan juga memantulkan sinar matahari kembali keluar, meningkatkan kelembaban atmosfer, menjaga tutupan awan. Hutan merupakan sumber pangan dan sumber energi yang akan menjaga ekonomi masyarakat. Dengan adanya hutan, kelangkaan air tidak akan terjadi. Air juga bisa menjadi sumber energi yang bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tanpa menimbulkan efek rumah kaca.
1. Menerapkan Pertanian yang Ramah Lingkungan
Dalam memenuhi kebutuhan pangan, manusia tidak boleh bergantung pada petani berskala besar yang membutuhkan lahan yang sangat luas dimana bisa menyebabkan terjadinya penggundulan hutan.
Untuk mengatasi perubahan iklim karna sektor pertanian dibutuhkan transformasi total sistem pangan agro-industri seperti produksi, distribusi, dan konsumsi dalam skala kecil. Misalnya, penduduk wilayah A bergantung terhadap hasil panen petani di wilayah A. Sistem pertanian juga harus Green Agriculture atau sistem pertanian berkelanjutan.
2. Menggunalan Produk Hasil Hutan
Dengan menggunakan produk dari hasil hutan non-kayu adalah salah satu cara menjaga hutan. Kalaupun kalian ingin menggunakan produk yang berasal dari kayu, maka gunakanlah produk yang memiliki eco-labeling seperti Indonesian Legal Wood. Produk yang memiliki label Indonesian Legal Wood itu berasal dari hutan yang dikelola dengan bijak.
4. Tanam Pohon
Jika kalian ingin berkontribusi dalam melestarikan hutan, kalian bisa ikut dalam program tanam pohon. Dalam sehari, atu pohon dapat menghasilkan 1,2 kg Oksigen, sedangkan satu manusia membutuhkan 0,5 kg. Jadi, satu pohon yang kalian tanam akan membantu dua manusia untuk bernapas dalam sehari. Untuk mengikuti program ini, kalian dapat berdonasi di ASRI, Yayasan WFF Indonesia, atau LindungiHutan.
Kunjungilah hutan selagi bisa, nikmatilah suasananya selagi sadar, dan jagalah hutan selagi ada. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua, sampai jumpa dipostingan selanjutnya.
#EcoBloggerSquad
Narasumber:
https://www.dlh.bulelengkab.go.id/
Instagram @pemkab_boyolali
Materi yang diajarkan oleh narasumber