Mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan untuk Menghindari Wabah Pandemi
Halo lawareaders! Apakah kalian tahu bahwa setiap tanggal 5 Juni merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia? Lalu apa pentingnya sih hari tersebut untuk kita?
Nah, pemerintah menetapkan tanggal tersebut agar menjadi pengingat untuk kita semua. Kita sebagai manusia tentu tak luput dari sifat "lupa", dan dengan adanya sebuah peringatan, kita bisa menjadi sadar dan ingat kembali dengan keadaan lingkungan hidup saat ini. Semoga pola pikir masyarakat bisa serentak peka terhadap peringatan dini ini ya.
Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan untuk Mencegah Pandemi
Pada tanggal 5 Juni 2021, saya menghadiri sesi kedua dari Blogger Gathering yang juga membahas isu lingkungan. Topik yang diangkat adalah "Cegah Karhutla, Cegah Pandemi", yang menurut saya sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan kita saat ini.Dimana kebakaran hutan dan lahan sudah menjadi bencana tahunan di belahan dunia. Lalu, apa sih hubungan antara pandemi dan kebakaran hutan? Untuk mengetahui jawabannya, saya akan menjelaskan secara perlahan dan dimulai dengan membahas kebakaran hutan dan lahan terlebih dahulu.
Pelepasan gas rumah kaca yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan dapat menimbulkan konsekuensi yang parah bagi Bumi, seperti perubahan pola cuaca dan sistem iklim. Hal ini dapat menyulitkan hewan dan manusia untuk beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi.
Perubahan ini dapat berupa bencana alam, penyakit baru (pandemi global), kekeringan, dan masih banyak lagi. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perubahan iklim, kamu dapat membaca artikel saya yang berjudul "Mengatasi Perubahan Iklim Dengan Menjaga Pohon".
Menurut beberapa sumber, bencana kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh musim kemarau yang panjang. Tetapi, ada juga kebakaran hutan yang terjadi bukan dimusim kemarau yang panjang. Dimana penyebanya tidak lain adalah karena perilaku manusia. Entah disengaja ataupun tidak.
Olehkarena itu, pencegahan kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dilihat dari data prediksi cuaca saja. Peraturan-peraturan terhadap manusia dalam pengelolaan hutan juga perlu diperhatikan alias adanya penegakan hukum lingkungan.
Setelah mengulas tentang kebakaran hutan secara ringkas, apakah kamu menyadari bahwa wilayah yang terdampak pandemi sebagian besar berasal dari daerah yang mengalami deforestasi atau kehilangan tutupan hutan?
Dampak Deforestasi terhadap Penyakit Zoonosis
Deforestasi adalah proses dimana hutan dibersihkan atau ditebangi secara besar-besaran untuk membuat lahan baru, seperti untuk pertanian, pembangunan, atau kegiatan industri lainnya.
Deforestasi merupakan masalah serius yang mengancam kelestarian hutan dan keberlangsungan kehidupan di Bumi karena hilangnya habitat satwa liar, kerusakan tanah, dan perubahan iklim..
Salah satu konsekuensi dari deforestasi adalah peningkatan risiko penyakit zoonosis, yang ditularkan dari hewan bertulang belakang ke manusia. Penyakit-penyakit ini dapat menjadi penyebab utama pandemi yang mengancam kesehatan global.
Deforestasi dapat memengaruhi penyebaran penyakit zoonosis dengan beberapa cara, termasuk:
- Hilangnya Habitat Alamiah: Deforestasi mengurangi habitat alami hewan liar, yang dapat mendorong interaksi yang lebih dekat antara hewan-hewan ini dengan populasi manusia.
- Perubahan Ekologi: Perubahan ekologi akibat deforestasi dapat mempengaruhi populasi hewan-hewan vektor penyakit dan memicu penyebaran penyakit.
- Kontak Manusia dengan Hewan: Deforestasi juga dapat menyebabkan pening
Memang benar bahwa masih banyak hal yang belum diketahui oleh manusia tentang bagaimana virus dapat berpindah dari hewan ke manusia. Namun, fragmentasi hutan telah menjadi faktor utama dalam zoonosis.
Ketika terjadi deforestasi, beberapa spesies mati sementara yang lain bertahan hidup. Spesies yang tidak dapat beradaptasi inilah yang meningkatkan risiko zoonosis.
Jika salah satu hewan dalam spesies tersebut mengidap penyakit zoonosis dan berinteraksi atau bahkan dikonsumsi oleh manusia melalui kontak fisik, maka ada kemungkinan manusia akan sakit karena terinfeksi oleh virus yang dapat berpindah dari hewan ke manusia.
Contoh nyata dari hal ini adalah virus SARS-CoV-2 yang telah menyebabkan terjadinya pandemi global Covid-19 dan telah banyak korban yang meninggal dalam beberapa tahun terakhir. Dulu, virus itu juga tergolong baru, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan vaksinnya.
Kesimpulan
Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni menjadi pengingat penting bagi kita semua. Dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan serta dampak deforestasi, kita perlu memahami keterkaitannya dengan pandemi global.
Melalui kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, kita dapat berperan aktif dalam melindungi Bumi dan mencegah penyakit zoonosis yang dapat membahayakan kesehatan global.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia, diharapkan untuk menyadari betapa pentingnya perlindungan lingkungan bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup kita karena dampak dari kebakaran hutan dan lahan terhadap masa depan kehidupan sangatlah berbahaya.
Mari kita bersama-sama melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan mulai sekarang agar Bumi tetap menjadi tempat yang aman dan sehat bagi seluruh makhluk hidup. Semoga artikel ini bermanfaat ya!
#EcoBloggerSquad #CegahKarhutlaCegahPandemi
Bacaan selanjutnya: Manfaat Lahan Gambut Bagi Manusia dan Kelestarian Biodiversitas
Lawareaders adalah nama panggilan untuk pembaca situs Kamelawar.